Siapa Jenderal Polisi Bintang 4

Siapa Jenderal Polisi Bintang 4

Iskandar Sitorus Sekretaris Indonesian Audit Watch (IAW)

"Kami sebut Helena Lim itu hanya keset kaki. Di atas keset kaki itu sepatunya Harvey Moeis. Kemudian, Robert Bonosusatya alias RBS bertindak sebagai 'kaos kaki' yang berada di atas Harvey Moeis, suami Sandra Dewi. Nah yang jadi kaos kaki itu udah pasti RBS," ujar Iskandar saat diundang dalam tayangan podcast bersama Uya Kuya.

Iskandar Sitorus kemudian menyinggung bahwa ada seorang mantan pensiunan bintang empat atau jenderal yang berinisial B. Peran sang jenderal dalam kasus korupsi tersebut adalah menjadi backing atau untuk menutupi kasus tersebut dari publik.

"Ada oknum yang berkuasa, yang sampai punya bintang 4 di pundak, mantan pensiunan, gitu intinya. Berseragam karena dalam warna-warni kejahatan mereka tak akan berhitung kalau tidak pada aparat," bebernya.

Pensiunan Jenderal Bintang 4 Berinisial B Terseret Kasus Korupsi Rp271 T, Siapa Dia?

Jumat, 19 April 2024 - 09:59 WIB

Jakarta – Beberapa waktu lalu Iskandar Sitorus selaku Sekretaris dari DPP Indonesia Audit Watch sempat membongkar inisial publik figur yang terseret dalam kasus mega korupsi timah yang melibatkan suami Sandra Dewi, Harvey Moeis dan Helena Lim.

Dalam kesempatan tersebut, Iskandar Sitorus juga mengatakan bahwa ada inisial baru yang terlibat dalam kasus korupsi sampai merugikan negara Rp271 triliun tersebut. Ia mengatakan bahwa orang tersebut memiliki jabatan penting sebagai abdi negara.

Namun, belum diketahui dari institusi mana abdi negara yang berperan penting dalam kasus tersebut. Pada awalnya, Iskandar Sitorus menjelaskan peran Helena Lim dan Harvey Moeis dalam kasus korupsi yang melibatkan sekitar belasan orang tersebut.

Jenderal Polisi Bintang 4 yang Berasal dari Jawa Tengah, Siapa Saja?

Kamis, 18 April 2024 - 01:00 WIB

Jakarta – Beberapa Jenderal Polisi berpangkat bintang 4 memiliki latar belakang dari Jawa Tengah. Salah satunya telah meraih gelar Adhi Makayasa. Pangkat Jenderal Polisi setara dengan pangkat Jenderal dalam militer Indonesia.

Sejarah mencatat banyak perwira Polri yang berhasil mencapai pangkat bintang 4. Di antara mereka, beberapa berasal dari Jawa Tengah. Berikut adalah enam Jenderal Polisi bintang 4 yang lahir di daerah tersebut.

Mantan Kapolri Jenderal (Purn) Sutanto mencoblos di Pilkada DKI

Berikutnya, ada tokoh yang patut diperhatikan, yaitu Jenderal Polisi (Purn) Sutanto. Kelahiran Comal, Pemalang, Jawa Tengah pada tanggal 30 September 1950, mantan Kapolri ini memiliki latar belakang pendidikan dari Akademi Kepolisian (Akpol) pada tahun 1993. Tidak hanya berhasil lulus, Sutanto juga meraih penghargaan Adhi Makayasa sebagai lulusan terbaik.

Perjalanan karirnya di Kepolisian Indonesia sungguh mencolok. Dia telah mengisi sejumlah jabatan penting, termasuk sebagai Kalemdiklat Polri (2002-2005), Kalakhar BNN (2005), dan bahkan menjabat sebagai Kapolri (2005-2008). Dilantik oleh Presiden SBY pada 8 Juli 2005, posisi Kapolri dipegangnya menggantikan Jenderal Polisi Da’i Bachtiar.

Gedung Bareskrim Mabes Polri.

Jenderal Polisi (Purn) Sutarman adalah mantan perwira tinggi Polri yang lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah pada 5 Oktober 1957. Setelah lulus dari Akpol pada tahun 1981, karirnya berkembang dengan baik seiring waktu. Ia mengemban berbagai jabatan strategis, seperti Kapolda Jawa Barat dan Metro Jaya, Kabareskrim Polri (2011-2013), dan Kapolri (2013-2015).

Melansir dari laman Antara, Sutarman diangkat sebagai Kapolri sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 67 Polri 2013 yang ditandatangani pada 24 Oktober 2013, dan pelantikannya dilakukan oleh Presiden SBY pada 25 Oktober 2013.

Pemakaman Mantan Kapolri Dibyo Widodo

Jenderal Polisi (Purn) Dibyo Widodo dilahirkan di Purwokerto, Jawa Tengah pada 26 Mei 1946. Dia menjabat sebagai Kapolri ke-13 dari tahun 1996 hingga 1998. Dalam hal pendidikan, Dibyo Widodo menyelesaikan SMA pada tahun 1965, lalu melanjutkan ke Akademi Kepolisian dan lulus pada tahun 1968.

Pendidikan Dibyo tidak berhenti di situ. Dia melanjutkan studi di Bakaloreat PTIK pada tahun 1972, kemudian Doktoral PTIK pada tahun 1975, Sesko ABRI Bagpol pada tahun 1981, dan terakhir Lemhannas pada tahun 1993. Sebelum menjabat sebagai Kapolri, ia juga menempati berbagai jabatan penting seperti Wakapolda Nusa Tenggara, dan Kapolda Metro Jaya.

Jenderal Polisi (Purn) Surojo Bimantoro

Harvey Moeis, suami dari artis Sandra Dewi ditetapkan sebagai tersangka korupsi

"Habis itu ya biasanya mereka bergantung pada kelompok kuat yang solid atau terorganisir. Kita sebut saja oknum itu pernah berbintang empat inisial B itu aja dulu," lanjutnya.

Ia mengatakan bahwa sosok yang berinsial B tersebut sudah lama dicurigai ikut dalam mengorganisir proyek tambah timah ilegal sejak lama. Sehingga Iskandar mengatakan bahwa kasus tersebut cukup untuk untuk didalami.

"Ini orang yang kita duga mengorganisir sampai terjadi pembelian smelter, smelter ini kan dibeli dari orang-orang yang bener-bener kaya, tetapi pembelinya tidak benar-benar kaya, kan unik kasus ini," pungkasnya.

Sampai saat ini, kasus mega korupsi tersebut masih dalam tahap penyelidikan. Sandra Dewi pun kembali diperiksa oleh Kejaksaan Agung sedangkan sang suami Harvey Moeis masih harus ditahan untuk mengungkap dan membongkar tuntas kasus tersebut.

Ntvnews.id, Jakarta - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu mengatakan bahwa ada sosok purnawirawan jenderal bintang 4 yang menjadi beking atau pelindung kasus korupsi Timah. Tak tanggung-tanggung, ia bahkan mengungkap ciri yang mengerucut terhadap sosok tersebut.

Mengenai sosok jenderal berinsial B tersebut, Said Didu mengunggah lewat cuitannya di akun X pribadinya pada 26 Mei lalu. Sosok ini, kata Said Didu, diduga kuat sebagai dalang penguntitan Jampidsus oleh anggota Densus 88 yang membuat heboh publik.

Bahkan, sosok tersebut diduga bukan hanya mengatur urusan timah, tapi jenis tambang lain seperti nikel, batubara, dan emas. “Publik paham siapa inisial ‘B’ tersebut. Sudah lama ybs ‘atur’ bisnis timah dan nikel,” tulis Said Didu saat mengomentari sebuah artikel.

Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu (Tangkapan Layar: Twitter)

“Saya menduga keras bhw saat ini terjadi korupsi besar-besaran di tambang batu bara, nikel, timah, bouksit, emas dan bahkan pasir. Tapi masih tertutupi krn pelakunya masih di dalam kekuasaan,” ungkapnya dilansir dari Twitter @msaid_didu pada Selasa, 28 Mei 2024.

Namun, tidak banyak sosok yang mencapai pangkat jenderal bintang 4 dalam riwayat sejarah Polri, apalagi untuk orang yang berinisial B. Seperti diketahui, pangkat bintang 4 tersebut adalah pangkat tertinggi bagi perwira di lingkungan institusi Polri.

Hampir semua sosok yang memegang pangkat jenderal bintang 4 tersebut mengemban jabatan sebagai Kapolri. Hanya ada satu nama yang tidak berhasil menduduki jabatan Kapolri tersebut lantaran keburu pensiun dari institusi tersebut.

Gedung Mabes Polri (Google Maps)

Nama pertama yang diketahui adalah Jenderal Polisi (Purn.) Banurusman Astrosemitro yang menjabat sebagai Kapolri pada periode 1993-1996. Namun, beliau sudah meninggal dunia pada 6 November 2012 silam.

Nama kedua adalah Jenderal Polisi (Purn.) Banurusman Bambang Hendarso Danuri. Jenderal Banurusman sempat menduduki jabatan sebagai Kapolri terhitung mulai tanggal 1 Oktober 2008 sampai 22 Oktober 2010 atau sekitar 2 tahun.

Nama berikutnya yang merupakan jenderal bintang 4 berinsial B adalah Jenderal Polisi (Purn.) Badrodin Haiti. Ia sempat menduduki jabatan sebagai orang nomor satu di institusi Polri tersebut pada masa periode 17 April 2015 hingga 14 Juli 2016.

Terakhir, adalah Jenderal Polisi (Purn.) Budi Gunawan. Namun, Budi Gunawan belum sempat menduduki jabatan sebagai Kapolri. Meski demikian, Jenderal Budi Gunawan kini mengemban jabatan sebagai Kepala Badan Intelijen (BIN) sejak 9 September 2016.

Komandan Upacara Penurunan Bendera HUT RI ke-70 (Istana Merdeka, 17 Agustus 2015)Riwayat Jabatan

Pabandya Lat Ops Paspampres (2008—2009)Dandenwalpri Grup A Paspampres (2009—2010)Danyonif 315/Garuda (2010—2011)Sespri Wakasad (2011—2012)Kolonel

Dan Grup A Paspampres (2012—2014)Asops Kasdam VI/Mulawarman (2014—2015)Koorspri Kasad (2015—2017)Pamen Denma Mabesad (2017—2018)Brigadir Jenderal

Danmentar Akmil (2018)Danrem 121/Alambhana Wanawai (2018—2020)Kasdam XVII/Cenderawasih (2020—2021)Ir. Pusterad (2021—2022)Mayor Jenderal

Sahli Bidang Keamanan Kemhan (2022)Dirjen Strahan Kemhan (2022—2024)Pangdam IX/Udayana (2024)Letnan Jenderal

Pangkogabwilhan III (2024—Sekarang)

2 Letjen TNI Widi Prasetijono

Letnan Jenderal TNI Widi Prasetijono, S.I.P. (lahir 4 Juni 1971). Ia adalah seorang Perwira Tinggi TNI Angkatan Darat yang saat ini menjabat sebagai Komandan Kodiklat TNI-AD.

Widi cukup lama bertugas di kesatuan Kopassus serta juga pernah menjabat Ajudan Presiden RI Joko Widodo. Dia sebelumnya menjabat sebagai Panglima Komando Militer IV/Diponegoro.

Ilustrasi Gedung Mabes Polri

Jenderal Polisi (Purn) Surojo Bimantoro, seorang mantan Jenderal Polisi, menjabat sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia pada era 2000-2001. Menurut informasi dari sumber resmi Kepolisian, dia lahir di Jawa Tengah pada tanggal 1 November 1946.

Selama masa kepengurusannya, dia terlibat dalam perselisihan dengan Presiden Indonesia saat itu, Gus Dur. Meskipun sempat dicopot dari jabatannya, namun pada bulan Agustus 2001, Presiden Megawati Soekarnoputri mengembalikan posisinya melalui Keputusan Presiden Nomor 97 tahun 2001.

Jenderal Hoegeng Imam Santoso

Jenderal Polisi (Purn) Hoegeng Imam Santoso merupakan figur yang telah dikenal luas di tengah masyarakat Indonesia. Beliau yang menjabat sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia selama tiga tahun, dari tahun 1968 hingga 1971, dikenal sebagai sosok polisi yang memiliki integritas tinggi, hidup sederhana, dan penuh dedikasi.

Hoegeng Imam Santoso dilahirkan di Pekalongan, Jawa Tengah pada tanggal 14 Oktober 1921. Ia kemudian meniti karier di kepolisian hingga mencapai posisi tertinggi sebagai Kapolri menggantikan Jenderal Soetjipto Joedodihardjo pada tahun 1968.